PENGARUH STRATEGI PENJUALAN TERHADAP PENINGKATAN KEUNTUNGAN DAN KEPUASAN PELANGGAN PADA BISNIS KUE “SERABI”
Luis Hendra Kasih
Program Studi Teknik Informatika
31121052
Universitas Pelita Bangsa Cikarang (UPB Cikarang)
Kampus 1 : Jl. Inspeksi Kalimalang Tegal Danas(Arah Deltamas)
Cikarang Pusat
E-mail : luishendra_kasih@yahoo.co.id
ABSTRAK
Bagi masyarakat sunda, SERABI
mungkin nama kue yang sudah tidak
asing lagi, walaupun untuk dapat memakan kue soerabi (bisa dibaca surabi, atau
serabi) ini, mungkin agak susah untuk menemukan pedagang yang menjajakan
cemilan khas jawa barat ini.
Malah benar saja, banyak anak-anak
kecil dan remaja yang tidak mengenal kue ini, padahal kue ini adalah kue khas
jawa barat yang tidak diragukan lagi merupakan hasil daripada kebudayaan
tradisonal suku sunda. Ketika dijelaskan cara pembuatannya, mereka malah mengira
bahwa soerabi itu adalah pancake yang jelas-jelas dari namanya saja pan =
penggorengan; cake = kue, sudah pasti berasal dari bahasa Inggris. Yak!
Lagi-lagi modernisasi telah menginfus otak para penerus bangsa.
Maka dari itu, untuk membuat agar
makanan khas sunda ini kembali dikenal, saya harus mempunyai strategi yang
matang dalam pengolahannya, pelayanannya, serta penyajiannya agar diminati
untuk takaran abad 21.
Kata kunci
:serabi,makanan,sunda,strategi
A. Latar Belakang
Di era globalisasi ini, pekembangan
tekhnologi mendorong bangsa Indonesia ke tahap yang lebih modern. Komputerisasi
yang membuat manusia kini menjadi semakin lebih “autis” terhadap gadget-gadget
yang hadir dengan cepat, kemajuan ekonomi yang terjadi malah membuat
kesenjangan ekonomi semakin menjadi-jadi, seperti kata pepatah “yang kaya makin
kaya, yang miskin makin miskin”, harga-harga yang semakin melonjak juga membuat
biaya kebutuhan kahidupan semakin tinggi, baik itu ditinjau dari sisi sandang,
pangan, bahkan pendidikan. Kondisi seperti inilah yang membuat bangsa Indonesia
semakin hidup masing-masing, sibuk dengan urusan pribadi, dan semakin lupa akan
adanya adat-istiadat dan hukum budaya yang sudah dipertahankan oleh leluhur
kita.
Bahkan, bisa dipastikan anak-anak
yang lahir pada zaman millennium ini tidak mengenal kehidupan tradisional yang
pernah ada, dan seharusnya tetap ada. Terkecuali bagi meerka yang memang sudah
terlahir di daerah-daerah pedalaman, seperti kampung-kampung atau pedesaan.
Karena attitude seorang anak pasti mengikuti bagaimana
kehidupan orangtuanya, bila dilahirkan di keluarga kaya raya sudah pasti dia
akan bergaya hidup modern, dan bila dilahirkan di keluarga sederhana sudah
pasti tidak bisa memaksakan keadaan, yaa walaupun saat ini banyak sekali
remaja-remaja kurang mampu yang tidak tahan melihat keadaan modern. Hal ini
semakin menambah tingkat keyakinan saya (sebagai penulis dan peneliti) bahwa
kini budaya tradisional terancam punah tergeser oleh modernisasi.
Padahal kita sebagai penerus bangsa
Indonesia seharusnya bangga dengan kebudayaan negara Indonesia dan harus tetap
mempertahankan tradisi bangsa. Tapi melihat keadaan negara yang seperti ini,
mungkin beberapa orang akan merasa pesimis, jangankan untuk mempertahankan,
mungkin memperkenalkan atau sekedar mengingatkan tentang tradisi yang dimiliki
bangsa Indonesia pun sudah merasa malu, karena saat ini yang sedang booming
adalah budaya western (kebarat-baratan), dan tentunya koreanisme yang
membawa virus boyband, girlband, k-pop, dan segala macamnya ke tanah air.
Lalu bagaimana caranya agar
kebudayaan negara Indonesia tidak semakin menipis dalam ingatan bangsa
Indonesia? Sebetulnya banyak cara, tapi yang menentukan berhasil atau tidaknya
dalah strategi yang digunakan. Bisa saja merangsang secara perlahan melalui
musik tradisional yang di mix n match dengan musik modern,
seperti contoh saat ini ada rapper-rapper yang menggunakan bahasa tradisional
dalam membawakan lagunya. Bisa juga dengan kreatifitas melalui pembuatan film
animasi misalnya, seperti kartun si unyil, atau lain kali setiap daerah
mempuyai kartun yang menceritakan kebudayaannya masing-masing. Bisa juga dengan
fashion, seperti halnya hijab yang dapat membuat banyak wanita mau menggunakan
jilbab, jika kita mempunyai jiwa kreatifitas yang tinggi, tentu saja kain khas
Indonesia, yaitu batik, bisa diminati banyak orang, daripada kita menyesal
batik di klaim negara lain, lebih baik kita sendiri yang mengembangkan dan
memajukannya hingga ke kancah dunia, dengan begitu, pasaran batik di Indonesia
pun pasti akan melesat.
Tapi jika saya perhatikan, strategi
yang paling tepat saat ini untuk membuat kecintaan bangsa Indonesia terhadap
budaya bangsa tidak kian luntur, adalah melalui bisnis makanan. Melihat situasi
penduduk bangsa Indonesia yang rata-rata mempunyai jiwa konsumtif, hal ini
mendorong saya untuk membuka usaha “SERABI”. Bagi masyarakat sunda, SERABI mungkin
nama kue ini sudah tidak asing lagi, walaupun untuk dapat memakan kue soerabi
(bisa dibaca surabi, atau serabi) ini, mungkin agak susah untuk menemukan
pedagang yang menjajakan cemilan khas jawa barat ini.
Malah benar saja, banyak anak-anak
kecil dan remaja yang tidak mengenal kue ini, padahal kue ini adalah kue khas
jawa barat yang tidak diragukan lagi merupakan hasil daripada kebudayaan
tradisonal suku sunda. Ketika dijelaskan cara pembuatannya, mereka malah
mengira bahwa soerabi itu adalah pancake yang jelas-jelas dari namanya saja pan
= penggorengan; cake = kue, sudah pasti berasal dari bahasa Inggris. Yak!
Lagi-lagi modernisasi telah menginfus otak para penerus bangsa.
Maka dari itu, untuk membuat agar
makanan khas sunda ini kembali dikenal, saya harus mempunyai strategi yang
matang dalam pengolahannya, pelayanannya, serta penyajiannya agar diminati
untuk takaran abad 21.
a.1. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam
Penelitian ini adalah :
Bagaimana cara atau strategi kita
dalam menjalankan bisnis kue serabi, agar keuntungan usaha kita bisa meningkat
dan pelanggan kita puas dengan makanan dan pelayanan kita.
a.2 Tujuan
Tujuan yang
akan dicapai adalah agar kita agar kita bisa meningkatkan keuntungan dan
memberi kepuasan kepada pelanggan. Dan mengembangkan kembali salah satu
kuliner khas Indonesia serta membantu menghidupkan lagi tradisi dan budaya
bangsa ditengah-tengah abad modern.
a.3 Luaran Yang Diharapkan
Luaran yang
diharapkan adalah makanan tradisional berbentuk serabi yang memiliki
macam-macam bentuk yang modern dan juga rasa yang unik.
a.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari
penelitian ini adalah agar masyarakat yang ingin berbisnis kue serabi
mengetahui cara dan strategi apa yang digunakan agar keuntungan bisa meningkat
dan pelanggan puas dengan serabi buatan kita. Dan bahkan mampu
menciptakan lapangan pekerjaan baru. Dengan begitu akan tumbuh suatu
perekonomian masyarakat yang lebih baik.
B. Pembahasan
Serabi kadang disebut srabi atau
surabi merupakan salah satu makanan ringan atau jajanan pasar yang berasal dari
Indonesia. Serabi serupa dengan pancake (pannekoek atau pannenkoek) namun
terbuat dari tepung beras (bukan tepung terigu) dan diberi kuah cair yang manis
(biasanya dari gula kelapa). Kuah ini bervariasi menurut daerah di Indonesia.
Daerah yang terkenal dengan kue serabinya adalah Jakarta, Bandung, Solo,
Pekalongan dan Purwokerto yang masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Ada
juga surabi Arab yang terkenal karena keunikannya yang terdapat di kota
bogor.
Gambar 1.1 Serabi
Dalam
mengembangkan usaha ini, saya tidak akan membuat serabi se-tradisional mungkin,
namun akan me-modernisasikannya dengan cara :
1. Mengubah tampilan serabi dengan menawarkan banyak
varian rasa namun tidak merubah bahan utamanya, seperti serabi spaghetti lada
hitam, serabi ayam panggang keju, serabi pizza, serabi donat, serabi es duren,
dll.
Berikut contoh varian
serabi :
Gambar 1.2
Contoh varian serabi
2. Memberikan harga yang sewajarnya, sehingga serabi ini
dapat dijamah berbagai kalangan
misalnya :
No.
|
Jenis Serabi
|
Harga (Rp)
|
1
|
Serabi
spaghetti lada hitam
|
10.000
|
2
|
Serabi
ayam panggang keju
|
10.000
|
3
|
Serabi
pizza
|
9.000
|
4
|
Serabi
donat
|
6.000
|
5
|
Serabi es
duren
|
7.000
|
Tabel 1.1 Contoh daftra harga
serabi
3. Membuat tempat makan se-modern mungkin, misalnya
berada di tempat yang strategis, dilengkapi dengan fasilitas wifi, bentuk
gedung yang unik, tempat makan yang bersih dan nyaman, ruangan ber-AC dan
Smoking Area, tempat parkir yang luas,
dan dekorasi cantik yang membuat konsumen tidak hanya menikmati serabi namun
juga merasa betah dan ingin berkunjung kembali.
4. Pelayanan modern, seperti tempat makan lain yang sudah
modern (pizza hut, McD, KFC, Dunkin Donuts) saya juga akan membuat layanan
pesan antar, ini akan memudahkan konsumen jika merasa malas untuk keluar rumah
namun tetap ingin menikmati serabi. Serta layanan online, akan ada website
tentang tempat makan serabi ini, sehingga konsumen dapat menemukan
outlet-outlet terdekat dengan mudah dan bisa mengetahui price-list dan menu
terbaru apa saja yang sedang recommended, didalam website juga akan terdapat
contact person untuk konsumen yang mau booked (pesan meja untuk acara besar,
seperti perayaan ulang tahun, buka puasa bersama, atau acara lainnya).
Hipotesa
penelitian : Jika strategi diatas dijalankan dengan baik, maka akan membuat
tingkat penjualan serabi dan kepuasan pelanggan pun meningkat
Hipotesa Nol
(H0) =Tidak
terdapat peningkatan penjualan Soerabi dan kepuasan
pelanggan. Hipotesa Alte rnatif
(H1) =Terdapat peningkatan penjualan Soerabi dan
kepuasan pelanggan.
C. Uji Hipotesa
Berikut
adalah data untuk mengetahui hubungan antara strategi penjualan dengan tingkat
penjualan dan kepuasan pelanggan :
Strategi
Penjualan
|
Tingkat
Penjualan
|
Kepuasan
Pelanggan
|
Total
|
||
Dijalankan
< 25%
|
13
|
a) 10,78
|
4
|
b) 6,22
|
17
|
Dijalankan
>= 50 %
|
40
|
38,06
|
20
|
21,94
|
60
|
Dijalankan
>= 75%
|
70
|
66,6
|
35
|
38,4
|
105
|
Dijalankan
= 100%
|
99
|
106,56
|
69
|
61,44
|
168
|
Total
|
222
|
128
|
350
|
Dengan
menggunakan uji Chi-Square :
α = 50%
Dk = (2-1)
(4-1) = 3
Frekuensi
harapan :
a) 222 *
17 = 10,78
350
b) 128 *
17 = 6,22
350
X²
Tabel = 2,366
X² hitung =
(oij –eij)²
Eij
Strategi
Penjualan
|
Tingkat
Penjualan
|
Kepuasan
Pelanggan
|
Dijalankan
< 25%
|
(13-10,78)²
/ 10,78 = 0,46
|
(4-6,22)²
/ 6,22 =
0,79
|
Dijalankan
>= 50 %
|
(40-38,06)²
/ 38,06 = 0,1
|
(20-21,94)²
/ 21,94 = 0,17
|
Dijalankan
>= 75%
|
(70-66,6)²
/ 66,6 = 0,17
|
(35-38,4)²
/ 38,4 = 0,3
|
Dijalankan
= 100%
|
(99-106,56)²
/ 106,56 = 0,54
|
(69-61,44)²
/ 61,44 = 0,93
|
Total
|
1,27
|
2,19
|
Jadi, 1,27 +
2,19 = 3,46
X² Hitung
> X² Tabel = Ha/H1 DITERIMA
D. Gambaran Produk
1. Produk
Serabi ternyata tidak hanya digemari
masyarakat dari daerah asalnya. Adanya usaha makanan di kota-kota besar,
seperti jakarta, bogor dan depok membuktikan makanan ini disukai banyak orang.
Saat ini, jenis serabi yang di buat sangat variatif, ada serabi original yang
hanya di lengkapi gula merah, serabi keju, serabi cokelat,serabi telur,serabi
nanas,serabi strobery,serabi sosis,serabi oncom,dan serabi abon. Selain itu,
bisa juga dibuat dengan mengombinasikan beberapa bahan tambahan, seperti serabi
pisang keju cokelat atau serabi jamur.
Bahan baku membuat serabi sangat
mudah diperoleh. Beras, kelapa, dan garam bisa dibeli di warung sekitar rumah
atau pasar tradisional. Begitu juga dengan bahan tambahannya, seperti
keju,cokelat,abon,sosis dan lainnya bisa dibeli di pasar tradisional. Pembelian
bahan baku juga bisa dilakukan dengan cara berlangganan pada satu orang
pedagang. Biasanya dengan berlangganan kita bisa mendapatkan harga khusus.
Beras yang digunakan sebaiknya yang
bermutu agar serabi yang dihasilkan juga berkualitas. Semua bahab yang
digunakan harus dalam kondisi baik sehingga tidak mengecewakan konsumen. Proses
memenggang pun harus benar-benar diperhatikan, jangan sampai gosong. Rasa yang
dihasilkan pun harus benar-benar enak, jangan sampai terjadi “kesalahan” rasa,
seperti terlalu asin, kurang gurih, atau malah terlalu gurih.
2. Tempat
Usaha
Seperti untuk tempat usaha lainnya,
faktor lokasi sangat menentukan kelangsungan usaha ini. Lokasi yang bisa
dipilih untuk usaha ini diantaranya di pinggir jalan raya, apalagi dekat dengan
sekolah,kampus,perkantoran atau pusat perbelanjaan. Tempat usaha biasanya di
sewa dengan harga Rp. 500.000-Rp.1.000.000 per bulan, tergantung pada tingkat
keramaian tempat tersebut. Menyewa tempat dengan harga lebih tinggi tidak
masalah, asalkan lokasinya ramai dan bagus untuk dijadikan tempat usaha.
Salah satu faktor yang harus
diperhatikan adalah keberadaan ruang atau tempat khusus untuk meletakkan alat
pemanggang. Tempat memenggang serabi sebaiknya diletakkan dibagian depan tempat
usaha karena bisa menarik konsumen.
3. Perlengkapan Usaha
dan Karyawan
Perlengkapan yang dibutuhkan untuk
usaha ini adalah alat pemanggang yang terbuat dari besi atau alumunium. Alat
ini tersedia dengan berbagai pilihan, ada yang berkapasitas enam tungku dan
sembilan tungku. Harga alat yang berkapasitas sembilan tungku lebih mahal.
Peralatan lain yang dibutuhkan adalah
tungku tanah liat untuk memanggang serabi. Tungku ini biasanya berdiameter 20
cm. Harganya relatif murah, Rp. 8000 per buah. Menurut seorang penjual serabi
di daerah Depok, tungku yang kualitasnya baik biasanya didatangkan dari daerah
cirebon. Selain itu dibutuhkan perlengkapan makan dan minum untuk pembeli yang
inggin menikmati serabi di tempat.
Jika kita tidak terjun langsung
dalam usaha ini, maka karyawan yang dibutuhkan paling sedikit dua orang. Satu
orang bertugas membuat serabi dan yang lainnya bertugas melayani pembeli.
Karyawan yang bertugas membuat serabi harus memiliki keterampilan dalam membuat
serabi. Beberapa hal yang perlu diketahui adalah menentukan jumlah adonan yang
dituangkan ke dalam tungku, mengetahui lama pemanggangan, dan mengetahui
keadaan serabi yang sudah matang. Selain itu, juga harus terampil mengangkat
serabi yang sudah matang sehingga bentuk serabi yang dihasilkan tidak rusak.
Karyawan biasanya digaji Rp. 700.000 per bulan.
4. Promosi
Promosi yang bisa dilakukan adalah memasang
spanduk dibuat dengan penampilan yang menarik, seperti menampilkan serabi
dengan warna yang enak dilihat dan bisa menari perhatian konsumen. Selain itu,
bisa dengan cara membagikan brosur ke sekolah,kampus,perumahan,atau perkantoran
yang ada di sekitar tempat usaha kita.
Jika ada program khusus, seperti
pemberian diskon atau mendapatkan gratis beberapa porsi jika membeli dalam
jumlah banyak sebaiknya dicantumkan dalam brosur. Dengan cara ini calon pembeli
menjadi tertarik untuk datang ke warung kita. Brosur bisa disebarkan dalam
jangka waktu satu atau dua bulan sekali, terutama jika ada menu atau program
promosi baru.
E. Resiko
Resiko yang bisa terjadi pada usaha
ini adalah kegagalan dalam membuat serabi, seperti terlalu gosong, tidak
mengembang (karena bara api terlalu kecil atau kurang panas). Resiko ini bisa
diatasi dengan mempersiapkan pembakaran (bara api) dengan baik dan menyerahkan
tugas membuat serabi kepada karyawan yang benar-benar sudah paham seluk-beluk
pembuatannya.
Resiko lain yang mungkin
terjadi adalah berkurangnya pelanggan karena semakin banyak jenis usaha makanan
lain yang bermunculan. Resiko ini dapat kita atasi dengan selalu menjaga
kualitas serabi yang kita buat. Selain itu resiko ini bisa diatasi dengan
memberi pelayanan yang baik kepada pelanggan agar mereka terkesan dan tetap
menjadikan tempat kita sebagai pilihan tempat makannya.
F. Analisis Usaha Serabi
Dalam analisis ini
menggunakan beberapa asumsi sebagai berikut,
1. masa pakai alat pemanggang 3
tahun
2. masa pakai peralatan masak 2
tahun
3. masa pakai peralatan makan 1
tahun
4. masa pakai meja dan kursi 3 tahun
5. masa pakai tungku tanah liat 1
tahun
6. masa pakai peralatan lain,
seperti tempat tisu 1 tahun
1. Biaya Investasi
Alat
pemanggang kapasitas 9 tungku
Sebanyak 2
buah @ Rp.1.000.000 Rp.2.000.000
Peralatan
memasak (baskom dan pengaduk adonan) Rp.100.000
Perlengkapan
makan (piring dan gelas) Rp.500.000
Meja dan
kursi Rp.1.500.000
Tungku
tanah liat 36 buah @ Rp.8.000 Rp.288.000
Peralatan
lain Rp.100.000
Total
biaya investasi Rp.4.488.000
2. Biaya Operasional Per Bulan
- Biaya
Tetap
Penyusutan
alat pemanggang 1/36 x Rp.2000.000 Rp.55.600
Penyusutan
peralatan masak 1/24 x Rp.100.000 Rp.4.200
Penyusutan
peralatan makan 1/12 x Rp.500.000 Rp.41.700
Penyusutan
meja dan kursi 1/36 x Rp.1.500.000 Rp.41.700
Penyusutan
tungku tanah liat 1/12 x Rp.288.000 Rp.24.000
Penyusutan
peralatan lain 1/12 x Rp.100.000 Rp.8.400
Sewa
tempat Rp.1000.000
Gaji
karyawan 2 orang @ 700.000 Rp.1.400.000
Total Rp.2.575.600
- Biaya
Variabel
Beras 20
liter x 30 hari @ Rp.4000 Rp.2.400.000
Biaya
menggiling beras Rp.1000/liter x 30 hari x 20 liter Rp.600.000
Bahan
pelengkap (pisang,cokelat,keju dan sosis)
Rp.100.000/hari
x 30 hari Rp.3.000.000
Bahan lain
(santan dan gula merah) Rp.30.000 x 30 hari Rp.900.000
Arang kayu
Rp.20.000/hari x 30 hari Rp.600.000
Transportasi
Rp.10.000/hari x 30 hari Rp.300.000
Listrik Rp.50.000
Kebersihan Rp.20.000
Total
biaya variabel Rp.7.870.000
Total
biaya operasional Rp.10.445.600
3. Penerimaan per Bulan
Penjualan
serabi 200 buah x Rp.3000 x 30 hari Rp.
18.000.000
4. Keuntungan per Bulan
Keuntungan
= Total Penerimaan – total biaya operasional
= Rp.18.000.000 –
Rp.10.445.600
= Rp.7.554.400
G. Kesimpulan
Dari hasil uji hipotesa dengan
menggunakan Chi-Square, dapat disimpulkan Ha/H1 diterima, yang artinya, jika
strategi penjualan dijalankan dengan baik, maka akan terjadi peningkatan
penjualan dan peningkatan kepuasan pelanggan.
Jadi, simpulan dari karangan ilmiah ini adalah usaha “Serabi” merupakan
bidang usaha makanan yang akan memberikan peningkatan penjualan dan kepuasan
pelanggan bila wirausahawan mengetahui strategi penjualan yang baik. Selain
itu, dengan membuka usaha Serabi ini berarti kita semua telah bersama-sama
mengembangkan kembali salah satu kuliner khas Indonesia serta membantu
menghidupkan lagi tradisi dan budaya bangsa ditengah-tengah abad modern.
H. Daftar
Pustaka
Anonim, “Panduan Usaha Makanan”,Kontan, Oktober 2006
Bagus harianto,Tinton dwi putra,dan Lavitri azlyn siregar, Februari 2007.
20 Peluang Bisnis makanan.penerbit : PT
Agromedia pustaka.
http://sesesey.blogspot.com/2012/12/ pengaruh-strategi-penjualan-terhadap.html.
Harrah's Cherokee Casino Resort - Mapyro
BalasHapusGet directions, reviews 안성 출장샵 and information 서귀포 출장안마 for Harrah's Cherokee Casino Resort 남양주 출장샵 in Cherokee, 서울특별 출장안마 NC. Address, 5500 North Carolina 태백 출장마사지 Ave.